Sabtu, 17 Mei 2008

Biodata Wahyu Sri Utami

Nama : Wahyu Sri Utami

NIM : 0805136205

Alamat : Jl. Nilam PC 5 32 A Komplek PT Badak Bontang

Telephon : 0548 5100359/ 0548 55 6813

Program : Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Mulawarman

Kelas : Bontang

Cita :
Ingin menambah wawasan tentang pendidikan supaya mengajar menjadi lebih baik.

Kamis, 01 Mei 2008

MANAJEMEN KINERJA GURU

Dalam perspektif manajemen, agar kinerja guru dapat selalu ditingkatkan dan mencapai standar tertentu, maka dibutuhkan suatu manajemen kinerja (performance management). Dengan mengacu pada pemikiran Robert Bacal (2001) dalam bukunya Performance Management di bawah ini akan dibicarakan tentang manajemen kinerja guru.
Robert Bacal mengemukakan bahwa manajemen kinerja, sebagai :… sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan penyelia langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Ini merupakan sebuah sistem. Artinya, ia memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus diikut sertakan, kalau sistem manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer dan karyawan.
Dari ungkapan di atas, maka manajemen kinerja guru terutama berkaitan erat dengan tugas kepala sekolah untuk selalu melakukan komunikasi yang berkesinambungan, melalui jalinan kemitraan dengan seluruh guru di sekolahnya. Dalam mengembangkan manajemen kinerja guru, didalamnya harus dapat membangun harapan yang jelas serta pemahaman tentang :
Fungsi kerja esensial yang diharapkan dari para guru :
1. Seberapa besar kontribusi pekerjaan guru bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.melakukan pekerjaan dengan baik”
2. Bagaimana guru dan kepala sekolah bekerja sama untuk mempertahankan, memperbaiki, maupun mengembangkan kinerja guru yang sudah ada sekarang.
3. Bagaimana prestasi kerja akan diukur.
4. Mengenali berbagai hambatan kinerja dan berupaya menyingkirkannya.Selanjutnya, Robert Bacal mengemukakan pula bahwa dalam manajemen kinerja diantaranya meliputi perencanaan kinerja, komunikasi kinerja yang berkesinambungan dan evaluasi kinerja.
Perencanaan kinerja merupakan suatu proses di mana guru dan kepala sekolah bekerja sama merencanakan apa yang harus dikerjakan guru pada tahun mendatang, menentukan bagaimana kinerja harus diukur, mengenali dan merencanakan cara mengatasi kendala, serta mencapai pemahaman bersama tentang pekerjaan itu.
Komunikasi yang berkesinambungan merupakan proses di mana kepala sekolah dan guru bekerja sama untuk saling berbagi informasi mengenai perkembangan kerja, hambatan dan permasalahan yang mungkin timbul, solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah, dan bagaimana kepala sekolah dapat membantu guru. Arti pentingnya terletak pada kemampuannya mengidentifikasi dan menanggulangi kesulitan atau persoalan sebelum itu menjadi besar.
Evaluasi kinerja adalah salah satu bagian dari manajemen kinerja, yang merupakan proses di mana kinerja perseorangan dinilai dan dievaluasi. Ini dipakai untuk menjawab pertanyaan, “ Seberapa baikkah kinerja seorang guru pada suatu periode tertentu ?”. Metode apapun yang dipergunakan untuk menilai kinerja, penting sekali bagi kita untuk menghindari dua perangkap. Pertama, tidak mengasumsikan masalah kinerja terjadi secara terpisah satu sama lain, atau “selalu salahnya guru”. Kedua, tiada satu pun taksiran yang dapat memberikan gambaran keseluruhan tentang apa yang terjadi dan mengapa. Penilaian kinerja hanyalah sebuah titik awal bagi diskusi serta diagnosis lebih lanjut.
Sementara itu, Karen Seeker dan Joe B. Wilson (2000) memberikan gambaran tentang proses manajemen kinerja dengan apa yang disebut dengan siklus manajemen kinerja, yang terdiri dari tiga fase yakni perencanaan, pembinaan, dan evaluasi.Perencanaan merupakan fase pendefinisian dan pembahasan peran, tanggung jawab, dan ekpektasi yang terukur. Perencanaan tadi membawa pada fase pembinaan,– di mana guru dibimbing dan dikembangkan – mendorong atau mengarahkan upaya mereka melalui dukungan, umpan balik, dan penghargaan. Kemudian dalam fase evaluasi, kinerja guru dikaji dan dibandingkan dengan ekspektasi yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja. Rencana terus dikembangkan, siklus terus berulang, dan guru, kepala sekolah, dan staf administrasi , serta organisasi terus belajar dan tumbuh.
Setiap fase didasarkan pada masukan dari fase sebelumnya dan menghasilkan keluaran, yang pada gilirannya, menjadi masukan fase berikutnya lagi. Semua dari ketiga fase Siklus Manajemen Kinerja sama pentingnya bagi mutu proses dan ketiganya harus diperlakukan secara berurut. Perencanaan harus dilakukan pertama kali, kemudian diikuti Pembinaan, dan akhirnya Evaluasi.
Dengan tidak bermaksud mengesampingkan arti penting perencanaan kinerja dan pembinaan atau komunikasi kinerja. Di bawah ini akan dipaparkan tentang evaluasi kinerja guru. Bahwa agar kinerja guru dapat ditingkatkan dan memberikan sumbangan yang siginifikan terhadap kinerja sekolah secara keseluruhan maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja guru. Dalam hal ini, Ronald T.C. Boyd (2002) mengemukakan bahwa evaluasi kinerja guru didesain untuk melayani dua tujuan, yaitu : (1) untuk mengukur kompetensi guru dan (2) mendukung pengembangan profesional. Sistem evaluasi kinerja guru hendaknya memberikan manfaat sebagai umpan balik untuk memenuhi berbagai kebutuhan di kelas (classroom needs), dan dapat memberikan peluang bagi pengembangan teknik-teknik baru dalam pengajaran, serta mendapatkan konseling dari kepala sekolah, pengawas pendidkan atau guru lainnya untuk membuat berbagai perubahan di dalam kelas.
Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang evaluator (baca: kepala sekolah atau pengawas sekolah) terlebih dahulu harus menyusun prosedur spesifik dan menetapkan standar evaluasi. Penetapan standar hendaknya dikaitkan dengan : (1) keterampilan-keterampilan dalam mengajar; (2) bersifat seobyektif mungkin; (3) komunikasi secara jelas dengan guru sebelum penilaian dilaksanakan dan ditinjau ulang setelah selesai dievaluasi, dan (4) dikaitkan dengan pengembangan profesional guru .
Para evaluator hendaknya mempertimbangkan aspek keragaman keterampilan pengajaran yang dimiliki guru. dan menggunakan berbagai sumber informasi tentang kinerja guru, sehingga dapat memberikan penilaian secara lebih akurat. Beberapa prosedur evaluasi kinerja guru yang dapat digunakan oleh evaluator, diantaranya :
1. Mengobservasi kegiatan kelas (observe classroom activities). Ini merupakan bentuk umum untuk mengumpulkan data dalam menilai kinerja guru. Tujuan observasi kelas adalah untuk memperoleh gambaran secara representatif tentang kinerja guru di dalam kelas. Kendati demikian, untuk memperoleh tujuan ini, evaluator dalam menentukan hasil evaluasi tidak cukup dengan waktu yang relatif sedikit atau hanya satu kelas. Oleh karena itu observasi dapat dilaksanakan secara formal dan direncanakan atau secara informal dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu sehingga dapat diperoleh informasi yang bernilai (valuable)
2. Meninjau kembali rencana pengajaran dan catatan – catatan dalam kelas. Rencana pengajaran dapat merefleksikan sejauh mana guru dapat memahami tujuan-tujuan pengajaran. Peninjauan catatan-cataan dalam kelas, seperti hasil test dan tugas-tugas merupakan indikator sejauhmana guru dapat mengkaitkan antara perencanaan pengajaran , proses pengajaran dan testing (evaluasi).
3. Memperluas jumlah orang-orang yang terlibat dalam evaluasi. Jika tujuan evaluasi untuk meningkatkan pertumbuhan kinerja guru maka kegiatan evaluasi sebaiknya dapat melibatkan berbagai pihak sebagai evaluator, seperti : siswa, rekan sejawat, dan tenaga administrasi. Bahkan self evaluation akan memberikan perspektif tentang kinerjanya. Namun jika untuk kepentingan pengujian kompetensi, pada umumnya yang bertindak sebagai evaluator adalah kepala sekolah dan pengawas.
Setiap hasil evaluasi seyogyanya dilaporkan. Konferensi pasca-observasi dapat memberikan umpan balik kepada guru tentang kekuatan dan kelemahannya. Dalam hal ini, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh evaluator : (1) penyampaian umpan balik dilakukan secara positif dan bijak; (2) penyampaian gagasan dan mendorong untuk terjadinya perubahan pada guru; (3) menjaga derajat formalitas sesuai dengan keperluan untuk mencapai tujuan-tujuan evaluasi; (4) menjaga keseimbangan antara pujian dan kritik; (5) memberikan umpan balik yang bermanfaat secara secukupnya dan tidak berlebihan.

Sumber Bacaan :
Bacal, Robert. 2001. Performance Management. Terj.Surya Darma dan Yanuar Irawan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Boyd, Ronald T. C. 1989. Improving Teacher Evaluations; Practical Assessment, Research& Evaluation”. ERIC Digest. .Seeker, Karen R. dan Joe B. Wilson. 2000. Planning Succesful Employee Performance (terj. Ramelan). Jakarta : PPM.
*)) Akhmad Sudrajat, M.Pd. adalah staf pengajar pada Program Studi PE-AP FKIP-UNIKU dan Pengawas Sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan

Mengenal Diabetes

Diabet atau kencing manis adalah penyakit metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah.

Gambar Penderita Diabetes

SejarahBanyak orang awam menganggap bahwa penyakit Diabet adalah penyakit baru, bahkan adakalanya menganggap penyakit tersebut identik dengan makan kentang dan akhirnya potong kaki.
Menurut catatan sejarah, sebenarnya penyakit Diabet sudah dikenal sejak ribuan tahun sebelum masehi. Ketika itu pula para ahli di jamannnya telah mengupayakan obat penyembuhnya.Papirus Ebers, Mesir (1500 SM): mengobati Penyakit sering kencingSushrutha, India (400 SM): Penyakit Kencing MaduAreteus (81-138 SM): Memberi nama Diabetes Mellitus. Beliaulah yang kemudian disebut
Bapak Diabetes Mellitus.
Gejala awal:
1. Banyak makan / mudah lapar
2. Gejala lanjutan:
3. Banyak minum / mudah haus
4. Banyak kencing
5. Berat badan menurun
6. Mudah lelah

Seseorang didiagnosa Diabet, bila:
Ada Gejala, dan Kadar Gula Darah Puasa > 120 mg/dl; atau Kadar Gula 2 jam sesudah makan > 200 mg/dl atau Kadar Gula Darah sewaktu > 200 mg/dl
Tidak ada Gejala, tetapi pada pemeriksaan Laboratorium, didapatkan: Gula Darah Puasa > 120 mg% dan Kadar Gula 2 jam sesudah makan > 200 mg/dl; atau Gula Darah Puasa > 120 mg/dl dan Kadar Gula sewaktu > 200 mg/dl; atau Gula darah 2 jam sesudah makan > 200 mg/dl dan Gula Darah sewaktu > 200 mg/dl
(parameter di atas bisa berbeda tiap Rumah Sakit, bergantung kepada referensi yang digunakan dan Standard Operational Procedure)
Bila gula tidak terkontrol atau tidak diobati, maka akan timbul gejala kronis, berupa:
1. Banyak minum / mudah haus
2. Banyak kencing, disertai dengan tanda-tanda:
3. Sering kesemutan
4. Kulit terasa panas dan tebal
5. Kram dan mudah capai,
6. Mudah mengantuk
7. Mata menjadi kabur
8. Gatal sekitar kemaluan, terutama wanita
9. Gigi mudah goyah dan mudah lepas
10. Kemampuan sex menurun

Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau melahirkan dengan bayi berat lahir > 4 kg. Penyakit Diabet / Kencing Manis kebanyakan adalah penyakit Keturunan, bukan penyakit menular. Bisa juga karena sebab lain, misalnya:
Terlalu lama minum obat tertentu, Terkena infeksi virus, dll
Penyakit Diabet tidak harus dijadikan " Momok ", asalkan: Kontrol Gula Darah secara teratur, Minum obat sesuai dosis yang dianjurkan, Diet sesuai anjuran, Olahraga sesuai kemampuan. Bila penderita Diabet dapat merawat dirinya dengan baik, maka akan dapat hidup bahagia bersama Diabet. Bila diremehkan , komplikasi dapat menyerang seluruh anggota tubuh.Kepada penderita Diabet dihimbau agar: Memerangi Diabet dengan cara mencegah dan merawatnya sedini mungkin Memerangi Diabet yang sudah menunjukkan komplikasi dengan cara mengobatinya dengan baik dan teratur agar komplikasi tidak berkelanjutan Komplikasi Diabet:Komplikasi Akut (komplikasi yang segera terjadi dalam waktu penedk):
Hipoglikemi (kekurangan glukosa / gula). Gejalanya: lapar, gemetar, keringat dingin, pusing, dll. Penanggulangan: makan roti, pisang dll
Koma Diabetik (glukosa terlalu tinggi). Gejalanya: nafsu makan menurun, haus, minum banyak, kencing banyak, mual, muntah, napas cepat. Penanggulangan: Segera ke Rumah Sakit. Komplikasi Kronik (komplikasi yang muncul dalm waktu yang lama, bila kadar gula tidak terkontrol). Bila lengah, dapat terjadi komplikasi kronik yang menyerang seluruh tubuh, dari rambut sampai ujung kaki termasuk alat tubuh di dalamnya. Bila perawatan tertib dan teratur, komplikasi tidak akan muncul.

Apa saja komplikasinya?
Rambut: menipis, mudah rontok
Telinga: berdesing, pendengaran menurun
Mata: makin kabur, mata terasa kering, dll
Lidah: terasa tebal, kenikmatan terganggu
Ludah: mengental, mulut terasa kering
Gigi: mudah goyah
Paru: bila batuk lama
Jantung: mudah terkena penyakit jantung koroner
Lever: mudah terkena penyakit hati
Perut: mudah kembung, dll
Ginjal: mudah terkena gangguan fungsi ginjal
Kandung kemih: sering ngompol
Seksual: menurun
Urat syaraf: kesemutan, rasa tebal, kram, ngilu dll
Pembuluh darah: mengecil dan mudah timbul borok
Kulit: mudah bisulan
Diet DiabetPenderita Diabet secara umum harus mengurangi makanan dan minuman yang mengandung gula. Makanan utama, tidak harus kentang, tetapi sesuai dengan makanan sebelum menderita diabetes, hanya saja menggunakan takaran dan waktu yang dianjurkan oleh dokter anda.Pada prinsipnya, jadwal makan penderita Diabet adalah sebagai berikut:Jadual makan: 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan antara (snack)

Referensi:
http://www.wikimu.com
Hidup Sehat dan Bahagia bersama Diabetes,
oleh: Prof. DR. Dr. H.Askandar Tjokroprawiro, 2002
www.australianprescriber.com/magazine/27/2/36/8/
www.forumsehat.com